KISAH KU DENGAN MBAK AUDRI DI DALAM BUS SAAT MUDIK | CERITA PANAS

Aku adalah seorang karyawan swasta di daerah Jakarta, umurku saat ini 38 tahun dan sudah mempunyai 2 anak yang masih kecil. Aku mempunyai kampung halama di Jogja seperti biasa kalau waktu libur panjang aku balik ke kota halamanku, biasanya aku pulang ke Jogja naik bus. | Cerita Panas

KISAH KU DENGAN MBAK AUDRI DI DALAM BUS SAAT MUDIK | CERITA PANAS
Kisahku Dengan Mbak Audri Di Dalam  Bus Saat Mudik | Cerita Panas
Saat itu pukul 2 siang, aku sudah meunggu di terminal dengan tiket keramat jati. aku mendapatkan kursi dari depan urutan no 3 dan di situ tenyata ada wanita yang umurnya 30 tahunan. Selama perjalanan, cewek disampingku diam tak berbicara, akupun tidak menghiraukannya. Dan ku perhatikan dia sibuk sms. Pada saat bus memasuki kota Cikampek, aku mulai menyapa. | Cerita Panas
"Tujuan mau kemana mbak?" dia agak kaget dengan sapaanku.
"Jogja, kalau kamu tujuan ke mana?" dia balik tanya.
"Saya juga ke Jogja, memang Jogja nya turun mana mbak?"
"di Janti, trus ntar nyambung naik taksi ke malioboro" jawabnya singkat.
"Malioboronya mana mbak? sory mbak nanyaku detail banget ya"
"gak apa-apa, di hotel Natou Garuda, kalau adik Jogja nya mana?
"Wah, kita satu arah mbak, saya daerah alun alun selatan, jadi dari malioboro lurus aja gak jauh."

Buah dada tante ini menggodaku. Hari mulai gelap ampu dalam bus tidak dihidupkan, mungkin karena kru bus dapat mengganggu istirahat penumpang. Bus executive yang aku naiki banyak fasilitasnya seperti bantal, selimut dan tisu yang terletak diatas aku duduk.

"Nama mbak siapa?" aku mulai bertanya lagi.
"Audri, kalau adik namanya siapa?" sambl dia julurkan tangannya.
aku menjabat tangannya dan menyebutkan namaku.

"Aku Inug mbak, aku mau mudik mbak".
Dalam jabatan tangannya, aku merasakan kehangatan yang luar biasa mungkin pengaruh dari dingin AC bus. Selama perjalanan kami sudah banyak becerita, dari tanya jawat tentang pekerjaan dan sampai pekerjaan ku. Dan begitu juga dia bercerita tentang hidup di Jogja lebih murah dari pada Jakarta.

Aku beinisiatif untuk banyak ngomong dan mengajak dia berbicara. Selama pembicaraan sepenuhnya aku menunjukkan sikap hormat dan santun padanya. Dia juga menaruh respek padaku karena sikapku itu. Dia pinjamkan majalah dan koran bacaannya padaku, dia juga tawarkan makanan atau minuman yang dia bawa. Aku terbiasa hanya minum air mineral saat berpergian begini. Sedangkan air yang di tawarkan adalah minuman bersoda, untuk itu aku menolak dengan halus.

Akhirnya jam menunjukkan pukul 19.00, bus berhenti utuk makan malam dan para penumpang dapat kupon makan gratis. Aku dan mbak Audri turun menuju restoran dan menukarkan kupon gatis makan malam. Kami duduk berdua sambil bercerita. Tiba-tiba ditengah suasana makan malam aku berkata.

"Mbak cantik deh"
dia terkejut terelek makanan.
"Maksudnya apa Dik?"
"Iya mbak cantik, maaf mbak jangan berpikiran negatif terhadapku karena yang saya omongkan itu kenyataan."

Dia kelihatan agak malu terlihat dari mukanya yang memerah dan menunduk. Kru bus memberitahukan kalau busnya sudah bersiap untuk berangkat, kami pun bergegas menuju bus yang kami tumpangi.

Sampai dalam bus, aku sarankan mbak Audri untuk pindah kesebelah yang dekat jendela, dia pun terima tawaranku karena dia bisa lebih leluasa melihat keluar. Di dalam bus aku memilih diam, aku berselimut dan mencoba untuk pejamkan mata. Malam semakin larut, aku mencoba memberanikan diri menggenggam tangannya, dia hampir menarik tangannya kalau saja aku tidak bilang,

"Tangan mbak dingin banget, nih, mau gak kalau aku pijat refleksi tangannya? Nanti hangat deh" aku cari seribu alasan yang selalu tepat untuk banyak berbuat padanya. Aku juga gak tahu, kenapa dia pasrah saja saat tanganku meraih tangannya membawa ke pangkuanku untuk aku pijit-pijit. "Aduh", mbak Audri berteriak karena kesakitan, tetapi dengan cepat aku bilang dalam bisikkan.

Bahwa kalau mbak merasakan sakit, artinya bahwa memang sedang sakit, aku terangkan bahwa yang aku pijit itu adalah titik-titik saraf yang berhubungan dengan bagian di tubuh yang sedang kena sakit. Mbak Audri bilang pau-paru dan punggungnya sedang tidak normal karena dingin atau mungkin karena lelahnya perjalanan. Aku dapat merasakan tubuh mbah Audri langsung merinding bergetar mendengar suara bisikkanku tadi.

Mbak Audri mulai sadar tidak seharusnya seperti ini, dengan spontan dia tarik tangannya yang sedang aku genggam, aku pun sadar.

"Maaf mbak saya cuma pengen membantu mbak biar hangat." aku masih diam tak bicara, tapi yang namanya godaan selalu saja ada. Tanganku mulai menyentuh pahanya dan mbak Audri menyingkirkan tanganku dari pahanya.

Agen Poker Online Terpercaya di Indonesia - 69qiuqiu.com
"Maaf dik, aku sudah bersuami"
"Maaf mbak bukan maksudku"
Langsung aku putus pembicaraannya.
"Sudalah Dik, lebih baik adik tidur saja, mbak juga sudah ngantuk."
Mbak Audri pun terdiam, tapi aku tidak mau menyerah begitu saja mungkin rasa penasaranku terhadapnya.

Tanganku mula bergerak lagi, tapi kali ini tanganku langsung merangkul dibelakang kepalanya. Dan memaksanya dalam pelukanku. Diapun kaget tapi apa daya, tanganku jauh lebih kuat, Mbak Audri tampaknya gak mau membuat keributan didalam bus yang penuh dengan penumpang. Akhirnya mbak Audri dipelukanku dengan kusandarkan kepalanya dipundakku dan tanganku melingkar ditubuhnya.

Sangat luar biasa kehangatan yang kurasakan saat itu, maafkan aku istriku, aku telah melakukan perselingkuhan walah tidak berhubungan badan. Aku tidak berhenti di situ aja, aku mulai meraba payudaranya yang berukuran 34B. Dia mencoba melarangku tapi aku tidak mempedulikannya, aku mulai merasakan kenikmatan yang lain.

Aku terus memijit-mijit payudaranya, mbak Audri mendesis, "Akh!!!" aku terus memijit payudaranya tanpa henti-henti. Akupun tidak merasakan takut ketahuan penumpang lainnya karena perbuatanku dibawah selimut. Aku mulai membuka kancingnya satu persatu, dalam hati aku hanya bisa meminta maaf pada istriku, maafkan aku Ma...

Kancing sudah terlepas semua, aku mulai menurunkan BH nya, sekarang payudaranya dapat terlihat dengan jelas olehku.

"Susumu indah banget mbak, boleh gak aku hisap?" mbak Audri hanya diam saja tidak bicara. Akupun mulai menundukkan kepalaku ke payudaranya dan menghisapnya seperti bayi yang minum asi. Nikmat bercampur rasa bersalah pada saat itu sama istriku yang telah ku khianati cintanya.

"Gimana mbak?" kataku
"Terus Dik, hisap terus...akh..ogh..."
Dia hanya mendesis kenikmatan. Aku tidak mau berhenti di situ saja. aku mulai menurunkan resleting celana kainnya, aku menurunkan celananya dan aku masukkan jari-jariku ke dalam liang vaginanya yang sudah basah.

Mbak Audri mendesah..
"Akhh....Akh...Ough...Terus Dik...Terus...Ohh..."

Aku terus mengobok-obok vaginanya dengan jariku dan menghisap payudaranya, dan akhirnya mbak Audri capai orgasme nya. Sungguh fantastis, mbak Audri mengerang dan menjambak rambutku saat orgasme. "Akkkhhhhh.....!!!"

Aku lalu duduk setelah tahu kalau Mbak Audri sudah orgasme.
"Mbak, tolong gantian donk"

Aku menuntun tangannya kearah kontolku, sebetulnya aku sudah sangat terangsang, kontolku udah tegang dari tadi tapi aku tidak mau berburu-buru takutnya mbak Audri jadi tersinggung dan tujuanku jadi gagal total, tai semua itu diluar dugaanku. Tangan mbak Audri langsung memegang kontolku yang sudah dari tadi aku keluarkan dari celanaku.

Seperti di timpa dan di tampar sebuah sensasi yang luar biasa saat tangannya yang halus menggenggam kontolku. Tangannya terasa hangat di kontolku dan terasa sekali berdenyut denyut. aku mulai mendesah pelan.

"Akhh.."
"Tolong mbak, sebentar saja, aku benar-benar tidak bisa menahan nafsu birahiku, tolong mbak, biar aku terlepas dari siksaan ini, tolong, tadi mbak sudah saya buat orgasme, jadi gantian mbak" Aku menghiba dalam berbisik dan ternyata berhasil, bisikanku bagaikan sihir yang membangkitkan nafsu birahinya dengan sensasi penuh pesona ini.

Aku kembali bisikkan ke telinganya.
"Kocok mbak, aku pingin keluar cepat nih." sambil aku pegang tangannya untuk menuntun kocokkannya. Dan mbak Audri terbawa larut dalam suasana, tangannya mulai mengocok kontolku. Telah beberapa saat aku mendesah dan merintih lirih. Tetapi belum juga ejakulasinya datang. Bahkan kini mbak Audri sendiri mulai terjebak dalam kisaran arus birahi sejak tanganku juga merabai payudaranya sambil memainkan puting susunya. | Cerita Panas

Mbak Audri terbawa mendesah dan merintih pelan dan tertahan. Aku mengalami keadaan ekstase birahi. Mataku tertutup, khayalanku mengembara, aku membayangkan alangkah nikmatnya apabila kontolku meruyak ke vaginanya. Ah, alangkah nikmatnya..nikmat sekali..pikiranku sudah kemana-mana, mungkin karena aku sudah terangsang banget..

"Ayoo dik, aku sudah cape nih, keluarin cepat.."
Aku tersenyum dan berkata, "Susah mbak, kecuali...."
"Apaan lagi?"
"Kalau mbak mau menciumi dan menghisapnya". Gila, aku sudah gila. Aku spontan aja minta mbak Audri untuk mengemut kontolku.

Tetapi, mungkin mbak Audri kini lebih gila lagi. Mbak Audri mengangguk saat mataku melihat matanya. Sesungguhnya sejak tadi saat tangannya menggapai kontolku, kemudian merasakan betapa hausnya sentuhannya aku sudah demikian terhanyut untuk selekasnya bisa menyaksikan betapa menakjubkan kontolku masuk ke dalam mulut mungilnya itu.

Aku sudah demikian tergiring untuk selekasnya merasakan hangatnya kontolku dalam mulutnya, ingin merasakan bagaimana seandainya lidahnya menjilati kepala kontolku trus melumat-lumat dan mengisap-isap kontolku ini.

Cahaya lampu bus yang memang diredupkan untuk memberi kesempatan para penumpang bisa tidur nyenyak sangat membantu apa yang sedang berlangsung di kursi kami ini. Seakan akan mbak Audri tidur di pangkuanku, mbak Audri bergerak telungkup menyusup ke dalam selimutku.

Gelap, tetapi bibirnya langsung menyentuh kemudian mencaplok kontolku. Aku sudah masa bodo. Nafsuku sudah menjerit aku. Mbak Audri mulai mengkulum kontolku, lidahnya bermain dan mulai memompa mulutnya ke kontolku. Huh..sungguh aku langsung terhanyut dan bergelegak, aku mengharapkan sperma dan air maniku cepat muncrat ke mulutnya.

Aku sudah memikirkan kemungkinan untuk tidak sampai menjadi perhatian penumpang lainnya. Aku sendiri akhirnya demikian masa bodoh. Aku yang sudah demikian larut dalam kenikmatan yang tak mudah kutemui di tempat lain ini terus hanyut dalam keasikan birahi dengan dalam jilatan dan kuluman mbak Audri.

Agen Poker Online Tebesar di Indonesia - Tuandomino.com
Aku merem melek setiap lidahnya menjulur dan menariknya kembali. Rasa hangat lidah dan mulutnya sangat terasa di kontolku. Dalam ruangan selimut yang demikian sempit itu, kepala mbak Audri bergerak aktif turun naik seiring keluar masuknya kontolku dalam mulutnya. Sementara tanganku sediri aktif mengelus di arah rambutnya, terkadang juga turun hingga ke bokongnya.

"Ayo Dik, aku sudah cape nih, keluarin cepettt..."
"Iya mbak, sebentar lagi mbak..."
Mbak Audri terus melumat lumat kontolku dengan penuh perasaan sambil tangannya juga ikut mengelusi batang kontolku yang kekar dan keras itu, sesekali lidah dan bibirnya menjilati batang kontolku hingga ke pangkal dan biji pelerku dengan harapan bisa secepatnya merangsangku dan membuatku orgasme.

Batang kontolku dimasukkan sedalam-dalamnya kemulutnya hingga menyentuh tenggorokannya, aku mengeang, mendesah sambil bergumam meracau. Benar, tidak sampai 10 menit aku mulai merasakan sebuah kedutaan yang sangat keras dalam kontolku, dan aku bisikkan ke telinganya.
"Mbak, aku mau keluar"

Mbak Audri semakin cepat melumat-lumat dan menghisap kontolku dan tidak berapa lama kurasakan orgasme yang sangat luar biasa, air maniku muncrat 6 hingga 7 kali kedalam mulut mbak Audri, dan terus menghisap dan menjilati sisa-sisa air maniku sampai terasa ngilu sekali.

"Terima kasih ya mbak," Kataku sambil membetulkan celanaku dan menarik tutup resletingku. Akupun langsung mencium mulutnya dan masih kurasakan spermaku dalam mulutnya. Kami pun tertidur pulas, tanganku sambil memeluknya.

Akhirnya pukul 05.30 bus sampai di Janti dan kami pun turun.
"Mbak, gimana kalau kita satu taksi biar irit biaya toh jalanya satu arah"
"Ok" Mbak Audri pun mengiyakan. Di dalam taksi aku dan Mbak Audri berdiam diri sambil membayangkan semalam didalam bus yang luar biasa.

Akhirnya mbak Audri turun depan hotal Natour Garuda. Lalu kami pun tukar nomor HP. Hari itu aku ber smsan ria bersama mbak Audri. Dan pada hari ke-3 aku dapat sms dari mbak Audri yang isinya bahwa tugasnya di Joga sudah selesai dan rencanamau pulak ke Jakarta.

Dan selang 10 menit, HP ku berdering kembali, ternyata dari mbak Audri.
"Pagi Dik, lagi di mana? Gimana pulang Jakarta bareng aja yach?"
"Pagi juga mbak..,ok deh kita bareng pulangnya, nanti siang aku ke hotel Natour deh, Mbak saya jemput ya, kita jalan-jalan dulu keliling Jogja, itung-itung biar mbak tau Jogja."
"Ok dech, aku tunggu ya"

Begitulah, aku menjemput mbak Audri di hotel, aku dan mbak Audri akhirnya berangkat jalan-jalan. Setelah lebih dari satu jam kami berputar-putar di sekitar Jogja, Mbak Audri akhirnya mengajak istirahat di hotel tempatnya menginap.

Kami mengobrol tertawa cekikikan sampai bercerita tentang kejadian dibus. Tiba-tiba mbak Audri menarik tanganku sehingga aku terduduk di kasur, mbak Audri yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku.

Aku sempat terkejut tapi aku juga membiarkan ketika bibirnya menempel ke bibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibirnya melumat mulutku. Aku tidak mau kalah.

Lidahku menelusup kecelah bibirnya dan menggeltih hampir semua rongga mulutnya. Mendapat serangan mendadak itu mbak Audri tampak antusias dan lebih semangat dalam melumat bibirku, saking dahsyatnya bulu tengkukku sampai merinding.

Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Aku teringat istri dirumah, kudorong tubuh mbak Audri supaya ia melepaskan pelukannya pada diriku.
"Mbak.....jangan mbak...ini enggak pantas kita lakukan!" kataku terbata-bata. mbak Audri memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya masih merangkul leherku dan buah dadanya menempel ketat di dadaku, kontolku sangat tegang dan keras menempel di perut mbak Audri.

"Memang gak pantas Dik, tapi gimana lagi, toh kamu yang mulai waktu di bus dan aku cuma merespon aja" ujar mbak Audri yang terdengar seperti desahan. Setelah itu mbak Audri kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan mencium seluruh wajahku, lalu merambat kelehe dan telingaku.

Namun perlahan tapi nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Aku sudah sangat terangsang, bayang-bayang istriku berbaur dengan wajak mbak Audri yang cantik, akhirnya petahananku bobol, aku sudah tidak peduli lagi, toh ini cuma sekali aku berselingkuh sebuah pembenara dalam hatiku.

Harus kuakui, mbak Audri sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan idahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Mbak Audri sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakan nafasnya mulai terengah-engah. Semetara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan.

Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang muai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan mbak Audri mulai membuka kancing bajuku. Satu demi satu pakaian yang aku pakai terlepas dari tubuhku sampai akhirya tidak ada sehelai benangpun yang menempel di tubuhku alias bugil total.

Akuoun tidak mau kalah, baju yang dipakai mbak Audri satu demi satu aku preteli sampai akhirnya kita berdua sudah telanjang semua. Tak ayal lagi, buah dada mbak Audri yang berwarna putih bersih itu terbuka didepanku tanpa tertutup sehelai kainpun.

Mbak Audri tampak agak malu, dia berusaha menutupi buah dadanya yang terbuka dengan mendekapkan lengan didadanya, tetapi dengan cepat tanganku memegangi lenganya agar merentangkannya. Kemudian aku mulai mengusap dan meremas payudaranya sambil mulutku menghisap dan menjilati putingnya. | Cerita Panas

Hampir 10 menit kami saling remas dan cium kemudian aku mengambil inisiatif mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibirku melumat salah satu buah dadanya. Sementara salah satu tanganku juga langsung meremas-remas buah dadanya yang lain. Bagaikan seekor singa buas aku menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih itu.

Agen Poker Online Terbaik di Indonesia - Tuanpoker.com